Para atlet renang PRSI Jogja memiliki satu rahasia utama untuk Tenaga tak terbatas di kolam: Karbohidrat. Makanan berenergi tinggi ini bukan sekadar pengisi perut, melainkan bahan bakar utama yang menentukan daya ledak dan daya tahan mereka saat bertanding. Pengaturan karbohidrat mereka sangat strategis.
Kebutuhan Tenaga perenang sangatlah besar, mengingat volume dan intensitas latihan yang ekstrem. Oleh karena itu, carb-loading dilakukan bukan hanya menjelang lomba, tetapi juga sebagai strategi harian. Atlet mengonsumsi 6-10 gram karbohidrat per kilogram berat badan per hari.
Nasi, ubi, roti gandum, dan oatmeal adalah pahlawan diet PRSI Jogja. Mereka menyediakan glukosa yang diubah menjadi glikogen. Glikogen inilah yang disimpan di otot dan hati, siap dilepaskan sebagai Tenaga eksplosif saat atlet melaju di air.
Waktu konsumsi karbohidrat sangat diperhatikan untuk memaksimalkan Tenaga. Makanan tinggi karbohidrat kompleks dikonsumsi 2-3 jam sebelum latihan untuk pengisian cadangan. Sementara karbohidrat sederhana, seperti pisang, dikonsumsi tepat sebelum sesi untuk ledakan energi instan.
PRSI Jogja juga memanfaatkan karbohidrat glikemik tinggi segera setelah latihan. Tujuannya adalah membuka anabolic window dan mengisi ulang glikogen otot secepatnya. Ini krusial untuk pemulihan optimal sebelum sesi latihan berikutnya.
Pengaturan karbohidrat ini bukan sekadar kuantitas, melainkan kualitas. Atlet memilih biji-bijian utuh yang kaya serat untuk Tenaga berkelanjutan di fase latihan. Mereka menghindari gula olahan yang hanya memberikan sugar rush singkat dan berbahaya.
Saat hari perlombaan tiba, atlet PRSI Jogja beralih ke karbohidrat rendah serat seperti nasi putih dan pasta biasa. Makanan ini lebih mudah dicerna, mencegah masalah perut, dan memastikan semua energi tersedia untuk balapan.
Dengan pengaturan karbohidrat yang cerdas dan terukur, PRSI Jogja berhasil menjaga tingkat Tenaga mereka tetap prima. Program ini menghilangkan kelelahan kronis dan memungkinkan atlet untuk berlatih keras setiap hari.
Kisah PRSI Jogja menunjukkan bahwa makanan energi tinggi adalah inti dari kemenangan. Manajemen karbohidrat yang tepat adalah pembeda antara atlet yang lelah dan atlet yang memiliki Tenaga Super di garis finish.
